ASAS-ASAS FILOSOFIS
Filsafat
sangat penting karena harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentang
setiap aspek kurikulum. Untuk tiap keputusan harus ada dasarnya. Filsafat
adalah cara berpikir yang sedalam-dalamnya, yakni sampai akarnya tentang hakikat
sesuai.
Para
pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa yang
mereka junjung tinggi. Filsafat yang kabur akan menimbulkan kurikulum yang
menentu arahnya. Kini terdapat berbagai aliran filsafat, masing-masing dengan
dasar pemikiran tersendiri. Di sini akan kami bicarakan dengan singkat beberapa
buah yakni:
1.
Aliran
Perenialisme
Aliran ini
bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui pengetahuan yang
“abadi, universal dan absolut” atau “perennial” yang ditemukan dan diciptakan
para pemikir unggul sepanjang masa, yang dihimpun dalam “the Great Books” atau
“Buku Agung”. Kebenaran dalam buku itu bertahan teguh terhadap segala perubahan
zaman.
Kurikulum yang
diinginkan oleh aliran ini terdiri atas subject atau mata pelajaran yang
terpisah sebagai disiplin ilmu dengan menolak penggabungan seperti IPA atau
IPS. Hanya mata pelajaran yang sungguh mereka nggap dapat mengembangkan
kemampuan intelektual seperti matematika, fisika, kimia, biologi yang
diajarkan, sedangkan yang berkenaan emosi dan jasmani seperti seni rupa, olah
raga sebaiknya dikesampingkan. Pelajaran yang diberikan termasuk pelajaran yang
sulit karena memerlukan intlegensi tinggi . kurikulum ini memberi persiapan
yang sungguh-sungguh bagi studi di perguruan tinggi.
2.
Aliran
Idealisme
Filsafat ini
berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari “atas”, dari dunia supra-natural
dari Tuhan. Boleh dikatakan hampir semua agama menganut filsafat idealisme.
Kebenaran dipercayai datangnya dari Tuhan yang diterima melalui wahyu.
Kebenaran ini, termasuk dogma dan norma-normanya bersifat mutlak. Apa yang
datang dari tuhan baik dan benar. Tujuan hidup ialah memenuhi kehendak Tuhan.
Filsafat ini
umumnya diterapkan di sekolah yang berorientasi religius. Semua siswa
diharuskan mengikuti pelajaran agama, menghadiri khotbah dan membaca Kitab
Suci. Biasanya disiplin termasuk ketat, pelanggaran diberi hukuman yang
setimpal bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah. Namun pendidikan intelektual
juga sangat diutamakan dengan menentukan standar mutu yang tinggi.
3.
Aliran
Realisme
Filsafat
Realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui pengamatan dan
penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam. Mutu kehidupan senantiasa
dapat ditingkatkan melalui kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan hidup ialah memperbaiki kehidupan melalui penelitian ilmiah.
Kurikulum ini
tidak memperhatikan minat anak, namun diharapkan agar menaruh minat terhadap
pelajaran akademis. Ia harus sungguh-sungguh mempelajari buku-buku berbagai
disiplin ilmu. Penguasaan ilmu yang banyak berkat studi yang intensif adalah
persiapan yang sebaik-baiknya bagi lanjutan studi yang intensif adalah
persiapan yang sebaik-baiknya bagi lanjutan studi dan kehidupan dalam
masyarakat. Dapat dibayangkan banyaknya murid yang tidak mampu mengikuti studi
akademis serupa ini.
4.
Aliran
Pragmatisme”
Aliran ini juga
disebut aliran instrumentalisme atau utilitarianisme dan berpendapat bahwa
kebenaran adalah buatan manusia berdasarkan pengalamannya. Tidak ada kebenaran
mutlak, kebenaran adalah tentatif dan dapat berubah. Yang baik, ialah yang
berakibat baik bagi masyarakat. Tujuan hidup ialah mengabdi kepada masyarakat
dengan peningkatan kesejahteraan manusia.
Aliran
pragmatisme sering sejalan dengan aliran rekonstruksionisme
yang berpendirian bahwa sekolah harus beradaaaaaa pada garis depan
pembangunan dan perubahan masyarakat.
Sekolah ini menjauhi indoktrinasi
dan mengajak siswa secara kritis menganalisis isu-isu sosial.
Dalam
perencanaan kurikulum orang tua dan masyarakat sering dilibatkan agar dapat
memadukan sumber-sumber pendidikan formal dengan sumber sosial, politik dan
ekonomi gunu memperbaiki ekonomi kondisi hidup manusia. Banyak di antara
penganut aliran ini memandang sekolah sebagai masyarakat kecil.
5.
Aliran
Eksistensialisme
Filsafat ini mengutamakan individu
sebagai faktor dalam menentukan apa yang baik dan benar. Norma-norma hidup
berbeda secara individual dan ditentukan masing-masing secara bebas, namun
dengan pertimbangan jangan menyinggung perasaan orang lain. Tujuan hidup adalah
menyempurnakan diri, merealisasikan diri.
Sumber : Nasution S 2011, Asas-Asas
Kurikulum. Penerbit PT Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar