Sabtu, 17 Desember 2016

Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan



Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Cabang filsafat yang membahas pengetahuan disebut epistemologi. Istilah lain dalam kepustakaan filsafat dari epistomologi adalah filsafat pengetahuan, gnosiologi, kritika pengetahuan, logika material, teori pengetahuan, dan kriteriologi.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang terjafinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas – batas, sifat, metode, dan validity pengetahuan.
Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari bahasa Latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik. Dalam bahasa Jerman wissenschaft.
The Liang Gie memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya. Dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.


Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis.
Pengetahuan ilmiah mempunyai 5 (lima) ciri pokok sebagai berikut:
1.      Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan,
2.      Sistematis. Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3.      Objektif. Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
4.      Analitis. Pengetahuan ilmiah berusaha membeda – bedakan pokok soalnya ke dalam bagian – bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian – bagian itu.
5.      Vertifikatif. Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.

Adapun menurut Poedjawijatno (1983) sifat ilmiah itu adalah ada objek (berobjektivitas), bermetode, sedapat mungkin harus universal, dan bersistem. (Poedjawijatno, 1983, hlm. 24-26).







Sumber : Surajiyo 2012, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Penerbit PT Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar